Friday, February 16, 2007

saya ingin jatuh tapi tidak mau sakit lagi

..
sungguh bahagia,
bersamamu,
cinta pertama,
..
apa kabarmu,
hai cinta pertamaku?
..
cinta pertama?
..
saya,
ini saya,
sedang mellow,
meski kepala sedang dipenuhi oleh banyak fenomena-fenomena partikular yang tersusun ke dalam sebuah fenomena absolut sehingga akhirnya terbentuk saya,
tapi saya masih sempat merasa mellow,
namun ternyata bukan hanya fenomena yang membentuk identitas saya secara outward appearances, tapi juga fenomena dunia ide di kepala saya,
memang benar-benar beginilah saya,
meski sedang berada di tengah kekacauan pikiran oleh banyaknya projects yang harus segera diselesaikan dalam waktu yang bersamaan,
mempersiapkan masa depan,
mempersiapkan akhir studi,
saya masih sempat juga merasa mellow,
mellow,
seperti lagu coldplay yang yellow mungkin,
sebegitu llow-nya saya,
..
banyak bayang yang samar-samar mendatangi,
ada yang sudah saya perkirakan akan mendatangi saya,
tapi ternyata Kekasih saya benar-benar mengerti kemana saya harus melangkahkan jejak saya untuk saya tinggalkan,
ada di bumi yang belum pernah saya lihat,
semoga saja rencana ini akan benar-benar direstui oleh Kekasih saya ini,
betul kan Kekasihku???
..
mellow,
karena akhir-akhir ini sering hujan,
jadi perasaan mellow itu selalu muncul,
menguap di permukaan,
dan saya selalu menghirup dalam-dalam aroma tanah yang dibasahi oleh air hujan yang datang terlambat,
saya selalu merindukan aroma tanah,
dan membayangkan kalau ternyata ada hubungan yang erat dan tak terjelaskan antara hujan dan tanah,
ada hawa yang menggetarkan setiap hujan turun dan menetesi tanah di bumi,
saya ingin sekali tahu wujud dan bentuk relasi yang tercipta antara hujan dan tanah,
karena lewat hawa dan aroma tanah ketika air menetes di atasnya,
saya bisa merasakan,
ada yang sedang merindukan saya untuk datang,
dan saya merindukannya,
..
karena kami adalah pecinta hujan,
saya seperti air dan dia seperti tanah,
saya yang lembut dan selalu memberi dia kesegaran saat cahaya matahari menyilaukan mata indahnya dan menambah kering permukaannya,
dan dia yang liat sekeras tanah,
yang selalu saya hampiri tiap kali saya terbang bersama awan mendung,
memberi tahu saya arti mengapa saya harus turun ke bumi dan meneteskan ribuan air,
..
saya sedang mellow,
sedang sering-seringnya saya menelan air pahit di kerongkongan,
air yang tidak menetes itu hanya tertahan di kerongkongan saya,
pahit,
karena tidak menetes,
karena saya hanya terbang saja mengayuh biduk bersama awan mendung,
dan belum tahu,
apakah masih ada tanah yang harus saya sambangi,
karena,
saya air,
..
saya ingin jatuh tapi tidak mau sakit lagi,

No comments: